PILIHAN ADA DI TANGAN KITA
Menjadi seorang manusia dewasa, kita harus menentukan arah hidup kita. Jalan hidup tiap orang tidak sama. Semuanya bergantung pada pilihan-pilihan kita dalam menghadapi keadaan-keadaan yang muncul di hadapan kita. Setiap pilihan bagaikan sebuah jalan yang kita pilih saat kita menjumpai persimpangan. Jalan itulah yang nantinya akan memberikan pengalaman-pengalaman hidup kita masing-masing. Sebagai seorang dewasa yang mandiri, semua pilihan hidup kita semuanya bergantung pada kita masing-masing pribadi. Dalam hal menjalani konsekuensi pilihan kita, dibutuhkan tanggung jawab pada setiap kejadian yang mengikuti setiap pilihan kita. Sikap hidup, tanggung jawab, karakter, kedisiplinan, komitmen, inisiatif, keberanian, semangat, dan banyak aspek lain adalah semuanya pilihan kita.
Satu-satunya kebebasan sejati yang setiap orang miliki adalah kebebasan memilih. Namun begitu kita menentukan pilihan kita, kita menjadi hamba dari pilihan kita. Setiap keputusan kita dalam menghadapi suatu keadaan, akan mempengaruhi kejadian akhir dalam perjalanan hidup kita, bahwa kita akan menjadi sesuatu apakah itu baik atau buruk, semuanya bergantung pada keputusan-keputusan kecil yang kita ambil dalam setiap persimpangan “jalan” yang kita temui. Semuanya terserah kembali kepada kita. The choice is ours.
- Sikap adalah sebuah pilihan
Sikap adalah hal penting dalam hidup kita. Sikaplah yang membuat perbedaan. Saat memeriksa sikap dan memutuskan apa yang akan kita lakukan, ada beberapa kebenaran yang perlu kita ketahui, antara lain :
- Apapun yang terjadi, sikap adalah sebuah pilihan. Keadaan yang ada di hadapan kita mungkin bukan hal yang kita dapat pilih, namun sikap kita dalam menghadapi keadaan tersebut, sepenuhnya pilihan kita.
- Lebih mudah memelihara sikap yang baik daripada mendapatkannya kembali. Jika kita sudah memiliki suatu sikap yang positif, jangn biarkan sikap itu tergelincir lepas.
- Sikap kita akan menentukan tindakan yang akan kita ambil.
- Sikap orang-orang yang kita pimpin, adalah mencerminkan sikap yang kita miliki.
Sekilas ilustrasi singkat tentang seorang Roger Crawford, seorang konsultan dan pembicara, dimana Crawford adalah seorang yang hanya memiliki satu kaki, dilahirkan sebagai ectrodactylism, namun begitu banyak prestasi yang dimilikinya. Orang tua Crawford tidak pernah mengajarkan kepadanya untuk mengasihani dirinya dan menggunakan rasa kasihan itu untuk membangkitkan iba orang lain dan membantu dirinya. Sikap inilah yang ditanamkan oleh orang tuanya, dan Crawford tidak menyadari betapa pentingnya pilihan sikap itu sebelum dia bertemu dengan seorang yang memiliki nasib yang sama dengannya. Saat pertama bertemu, Crawford merasa bahagia karena mengira ia akan bertemu dengan seorang yang bernasib sama dengannya sehingga ia akan dapat saling menguatkan dengan orang itu. Namun setelah berbincang sesaat dengan orang itu, ternyata dia keliru. Orang itu ternyata memiliki sikap hidup yang lain dengan Crawford. Orang itu adalah seorang yang pesimis yang menimpakan semua kekecawaan hidupnya karena kondisi fisiknya. Crawford mengambil kesimpulan bahwa orang ini yang menyalahkan kondisi fisiknya dan menganggap dirinya adalah korban “diskriminasi” dunia terhadapnya, akan tetap terpuruk dalam keadaannya yang sekarang ini, sekalipun seandainya dia memiliki organ tubuh yang lengkap. Sikap hidup yang dia pilih telah menempatkan dia pada kegagalan dan ketidakbahagiaan yang dia alami. (dari Failing Forward)
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa betapa sikap kita akan menentukan arah perjalanan hidup kita. Kita dapat menjadi tuan atau budak, tergantung dari sikap kita, pilihan kita untuk menjadi berkat atau kutukan. Sikap kita menentukan tindakan kita. Diri kita bukanlah seperti apa yang kita pikirkan. Yang kita pikirkan itulah diri kita. Tak ada yang bisa menghentikan orang dengan sikap mental yang benar dan tidak ada sesuatupun di dunia ini dapat menolong orang dengan sikap mental yang salah.
- Karakter adalah sebuah pilihan
Karakter merupakan komponen penting dalam diri manusia. Manusia dapat dikatakan utuh jika memiliki karakter spesifik. Karakter tidak muncul begitu saja, namun dibentuk berdasarkan pilihan sikap kita dalam menghadapi masalah. Menurut Abraham Lincoln karakter itu seperti pohon, dan reputasi adalah bayangannya. Bayangan adalah apa yang kita pikirkan, namun pohon (karakter) adalah wujud sesungguhnya. Ukuran karakter sejati seseorang adalah apa yang akan ia lakukan seandainya ia tahu bahwa perbuatannya tak pernah dikeahui oleh orang lain. Karakter yang baik lebih layak dipuji daripada bakat. Bakat merupakan pemberian, namun karakter dibangun berdasarkan pemikiran, keputusan, kebulatan hati, dan keberanian. Zig Ziglar menyatakan bahwa bila kita setia melakukan hal-hal yang harus kita lakukan di saat kita harus melakukannya, maka suatu saat kita akan bisa melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan di saat kita ingin melakukannya. Karakter tidak dapat dikembangkan hanya dengan keadaan yang mudah dan tenang. Hanya melalui pengalaman menghadapi pencobaan, jiwa kita dapat dikuatkan, pandangan kita dijernihkan, dan keberhasilan diraih.
Karakter seseorang tidak akan pernah terungkap selain saat orang tersebut membicarakan tentang karakter orang lain. Karakter kita akan nampak jelas saat itu. Karakter dibentuk dan diasah dalam arus yang deras, namun bakat dibentuk dalam ketenangan. Kita tidak akan dapat menyelesaikan banyak hal jika kita hanya melakukan sesuatu atau bekerja hanya di saat-saat kita merasa bersemangat. Sebagian orang sukses berkat apa yang mereka ketahui, sebagian lagi sukses berkat apa yang mereka lakukan, namun hanya ada sedikit orang yang sukses berkat siapa dirinya. Apa yang kita perbuat mungkin akan sirna, namun jati diri kita akan tetap hidup karena pengaruh yang ditimbulkannya terhadap orang lain.
Jika kita menabur pemikiran, maka kita akan menuai tindakan. Jika kita menabur tindakan, maka kita akan menuai kebiasaan. Jika kita menabur kebiasaan, maka kita akan menuai karakter. Jika kita menabur karakter, maka kita akan menuai masa depan
- Disiplin adalah sebuah pilihan
Disiplin merupakan pilihan. Apa yang kita kerjakan pada kesempatan besar mungkin tergantung pada seperti apa diri kita selama ini. Dan seperti apa kita merupakan hasil pendisiplinan diri selama tahun-tahun sebelumnya. Sebagian orang menganggap disiplin sebagai tugas belaka, namun kita bisa menganggap disiplin adalah semacam tata tertib yang membebaskan kita untuk terbang. Tak ada kuda yang akan sampai kemanapun sebelum ia diberi tali kekang. Tidak ada uap atau gas yang bisa menggerakkan sesuatu sebelum ia dikurung. Tidak ada hidup yang bertumbuh agung sebelum ia difokuskan, didedikasikan, dan didisplinkan. Ada enam kunci mendisplinkan diri, yaitu :
- Latih diri untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
- Pelajari diri, kenali kekuatan diri, dan kembangkan.
- Kenali prioritas pekerjaan.
- Curahkan waktu bagi orang-orang yang menunjukkan hasil.
- Buatlah keputusan secara cepat dengan informasi terbatas.
- Ambil tindakan kapan pun memungkinkan.
Kita harus belajar memikul tanggung jawab untuk mencapai standar yang lebih tinggi daripada yang orang lain harapkan dari kita. Jangan pernah berdalih atau mengasihani diri sendiri. Kita harus menjadi tuan yang keras terhadap diri kita sendiri, namun menjadi orang yang lembut terhadap orang lain.
- Komitmen adalah sebuah pilihan
Dalam hidup selalu ada sebuah tujuan. Untuk mewujudkan tujuan ini, tentu harus ada sebuah komitmen. Komitmen ini pun merupakan suatu pilihan. Andrew Carnegie mengungkapkan bahwa percuma menolong orang yang tidak bersedia baik secara sadar maupun tidak untuk menolong dirinya sendiri. Kita tidak dapat mendorong orang untuk menaiki tangga jika orang itu tidak mau memanjat. Jadi komitmen menjadi pemicu kita untuk mulai melangkah. Seseorang tidak perlu mampu untuk melakukan segala sesuatu, namun setidaknya lakukan sesuatu yang kita mampu. Ini menunjukkan komitmen. Ada 7 musuh besar komitmen yaitu :
- Gaya hidup menyerah
- Kepercayaan yang salah bahwa hidup seharusnya mudah
- Kepercayaan yang salah bahwa sukses adalah suatu tempat tujuan
- Sikap berpikir negatif
- Kepasrahan pada hambatan dari orang lain
- Ketakutan yang tidak rasional terhadap suatu kegagalan
- Kurangnya visi
Bagaimana kita bisa mendefinisikan sebuah komitmen? Mungkin ilustrasi berikut dapat memberikan gambaran tentang sebuah komitmen.
Pada tahun 1939, seorang laki-laki 20 th dari New York bernama Jonas Salk menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran di NYU. Dia mendalami ilmu imunologi sejak masa studinya dan melakukan penelitian tentang influenza. Di akhir tahun itu, ia ditawari untuk pindah dan dia akan mampu untuk meraih gelar PhD dalam bidang biokimia. Namun ia menolaknya dan tetap menekuni bidang ilmu kedokteran. Pada tahun 1947 ia menjadi kepala Laboratorium Penelitian Virus di Pittsburgh, dimana ia mulai meneliti tentang virus polio. Pada masa itu penyakit polio adalah penyakit yang sangat mengerikan yang setiap tahun melumpuhkan dan merenggut nyawa ribuan orang. Anak-anak adalah korban terbanyak. Epidemi polio di New York pada tahun 1916 mengakibatkan 27.000 orang lumpuh dan 9.000 orang meninggal. Setelah 4 tahun bekerja terus menerus, Salk dan timnya menemukan vaksin polio. Pada tahun 1952, Salk mnguji coba vaksin dengan menyuntikkan vaksin ke relawan sehat, dimana diantaranya adalah dirinya sendiri, istri, dan anak-anaknya. Uji coba itu sukses, dan pada tahun 1955 ia dan mantan pembimbingnya Thomas Francis mulai bekerja untuk mengimunisasi 4 juta anak-anak. Selama tahun 1955 dilaporkan ada 28.985 kasus polio di AS. Pada tahun berikutnya, jumlah itu terpangkas hingga setengahnya, dan pada tahun berikutnya lagi hanya tercatat 5.894 kasus polio di AS. Sekarang ini berkat kerja keras Jonas Salk dan ilmuwan lain seperti Albert Sabin, kasus polio di AS sudah dinyatakan tidak ada lagi. Jonas Salk mengabdikan 8 tahun hidupnya untuk mengalahkan polio. Namun hasrat sejatinya adalah menolong orang lain, yang ia perlihatkan dengan tidak mempatenkan hasil temuannya itu sehingga semua orang dapat menggunakan hasil temuannya itu.
Itulah gambaran tentang sebuah komitmen. Tidak ada hal berharga yang akan diperoleh dengan usaha yang setengah-setengah, hati lemah dan sekadarnya. Cara-cara menumbuhkan sebuah komitmen antara lain :
- Sadari bahwa komitmen biasanya diawali dengan perjuangan.
- Pahami bahwa komitmen tak ada hubungannya dengan bakat dan kemampuan.
- Komitmen bukan masalah keadaan, namun sebuah pilihan.
- Komitmen dapat dimulai dari hal-hal yang kecil.
- Tentukan aturan yang benar dan salah sebelum menghadapi masalah.
- Percaya kepada Tuhan.
- Inisiatif adalah sebuah pilihan
Inisiatif merupakan awal dari sebuah keberhasilan. Banyak kesuksesan besar yang terjadi hampir semuanya merupakan buah dari sebuah inisiatif. Mungkin ada beberapa hal datang pada orang-orang yang memutuskan untuk menunggu namun itu hanyalah sisa-sisa dari mereka yang telah berinisiatif terlebih dahulu. Orang yang berhasil di dunia ini adalah mereka yang bangkit dan mencari keadaan yang mereka inginkan, dan jika mereka tidak menemukannya, maka mereka akan menciptakan keadaan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah saat kita memiliki sebuah rutinitas tertentu. Musuh terbesar dari inisiatif adalah rutinitas itu. Rutinitas akan mencegah kita mengubah arah, bahkan saat kita tahu bahwa perubahan tersebut vital bagi keberhasilan kita. Jika kita terlalu lama terjebak dalam sebuah rutinitas, maka dorongan untuk berinisiatif dan melakukan suatu terobosan baru akan sirna. Bagaimana kita melepaskan dir dari lubang rutinitas ini ? Kita dapat melakukan hal-hal seperti :
- Terima tanggung jawab terhadap hidup kita sendiri.
- Ketahui dimana kita ingin berada.
- Pilah-pilah impian kita menjadi bagian-bagian yang mudah untuk dikelola.
- Terus berjalan.
Upah sebuah inisiatif adalah seperti berikut :
Inisiatif adalah melakukan sesuatu tanpa diperintah. Dunia akan mengaruniakan hadiah berupa uang dan kehormatan untuk satu hal itu. Urutan berikutnya adalah melakukan sesuatu setelah diperintah 1 kali. Orang-orang yang menyelesaikan suatu amanah akan mendapatkan penghormatan yang tinggi, tetapi bayaran tidak selalu setara. Urutan berikutnya adalah orang-orang yang baru akan melakukan sesuatu setelah diminta 2 kali. Kepada mereka tersebut tidak akan mendapatkan penghormatan dan hanya mendapatkan sedikit tanda terima kasih. Berikutnya adalah orang-orang yang akan melakukan sesuatu dengan benar hanya jika atasannya menendangnya dari belakang. Kepada orang-orang ini akan diberikan suatu pengabaian dan bukan penghormatan, dan sedikit sekali bayaran. Skala yang lebih rendah lagi adalah orang-orang bodoh yang tidak ddapat melakukan sesuatu dengan benar meskipun adda orang yang menyuruh dan menunjukkan cara untuk melakukan sesuatu dan menemaninya utnuk melihat bagaimana mereka mengerjakannya. Orang-orang ini akan selalu keluar dari pekerjaannya dan mereka akan mendapat hinaan yang sudah sepantasnya kecuali mereka punya orang tua yang sanga kaya.
- Keberanian adalah sebuah pilihan
Kita sering berpendapat bahwa keberanian adalah sifat yang dibutuhkan dalam suatu bahaya dan tekanan yang besar. Namun sebenarnya keberanian adalah kebajikan sehari-hari yang dibutuhkan untuk menjalani hidup tanpa penyesalan. Kita butuh keberanian untuk :
- Menemukan kebenaran saat kita tahu hal itu mungkin menyakitkan.
- Berubah saat lebih mudah untuk tetap merasa nyaman.
- Mengungkapkan pendirian saat orang lain menantang kita.
- Mengatasi sebuah rintangan saat tak ada cara lain untuk mencapai kemajuan.
- Belajar dan bertumbuh meskipun itu memperlihatkan kelemahan kita
- Mengambil jalan yang beresiko saat orang lain memperlakukan kita dengan buruk.
- Memimpin saat berada di depan dan membuat kita menjadi sasaran empuk.
Di dalam menghadapi suatu masalah, sebenarnya yang terjadi bukanlah masalah itu terlalu sulit sehingga kita tidak berani untuk bertindak. Yang terjadi justru adalah karena kita tidak berani maka masalahnya menjadi sulit. Keberanian seringkali tidak lebih dari kekuatan untuk meninggalkan hal-hal yang sudah kita kenal. Keberanian adalah suatu pengetahuan khusus akan bagaimana takut kepada apa yang seharusnya ditakuti dan bagaimana tidak takut kepada apa yang seharusnya tidak ditakuti.Dari pengetahuan ini akan muncul kekuatan untuk terus berjalan menghadapi kesulitan-kesulitan besar. Dengan keberanian, apa yang tampaknya tidak mungkin, terkadang menjadi mungkin.
- Tanggung jawab adalah sebuah pilihan
Keberhasilan dalam skala yang besar mengharuskan kita memikul sebuah tanggung jawab. Pada analisa yang terakhir, semua orang-orang sukses akan memiliki satu-satunya kualitas, yaitu kemampuan untuk memikul tanggung jawab. Kita tidak bisa menghindari tanggung jawab untuk esok hari dengan menghindari tanggung jawab hari ini. Alasan seseorang menimpakan segala kesalahan kepada generasi sebelumnya adalah karena hanya ada satu pilihan lain, yaitu bertanggung jawab terhadap semua kesalahan itu. Jika kita ingin mengembangkan pengalaman, kematangan dan kebijaksanaan, kita harus membuat keputusan-keputusan yang sulit dan bertanggung jawab atas keputusan-keputusan itu.
◊ Mudah untuk mengambil sebuah tanggung jawab atas sesuatu yang kita tahu akan berjalan dengan mulus.
Lebih sulit untuk mengambil tanggung jawab atas sesuatu yang kemungkinan akan berakhir dengan buruk.
◊ Mudah untuk mengambil tanggung jawab saat taruhannya kecil.
Lebih sulit untuk mengambil tanggung jawab saat taruhannya besar.
◊ Mudah untuk mengambil tanggung jawab sesudah keberhasilan.
Lebih sulit untuk mengambil tanggung jawab setelah menerima kegagalan.
◊ Keputusan yang mudah akan membuat kita tampak baik.
Mengambil tanggung jawab atas keputusan yang sulit akan membuat kita lebih baik.
- Komunikasi adalah sebuah pilihan
Mengapa komunikasi itu penting? Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa orang-orang besar memonopoli kegiatan mendengarkan dan orang-orang kecil memonopoli kegiatan berbicara. Pepatah ini mengajarkan bahwa sebagai orang yang besar atau seorang pemimpin yang baik, haruslah terlebih dahulu dia menjadi seorang pendengar. Jauh lebih penting bagi seorang pemimpin untuk bisa menjadi pendengar yang baik dibandingkan menjadi pembicara yang efektif. Saat pemimpin gagal mendengarkan, mereka menciptakan ketidakpedulian, permusuhan, dan miskomunikasi di antara pengikut-pengikutnya. Salah satu jalan terbaik untuk membujuk orang lain adalah dengan telinga kita, yaitu dengan mendengarkan mereka.
Pepatah dari Cherokee mengatakan bahwa jika kita mau dan bersedia mendengarkan bisikan-bisikan, maka kita tidak perlu mendengarkan teriakan-teriakan. Dalam hubungan interpersonal kita dengan orang lain, perhatian kita terhadap orang lain adalah suatu hadiah yang terbesar yang dapat kita berikan untuk orang itu.
Secara alamiah, dalam berkomunikasi, ada 4 gaya berkomunikasi yang sering diikuti oleh manusia, yaitu :
1. Gaya membalas
Ini merupakan gaya bergerak melawan orang lain. Mereka merasa memiliki hak untuk menyakiti orang lain karena mereka pernah disakiti oleh orang lain.
2. Gaya mendominasi
Ini merupakan gaya bergerak menindas orang lain. Mereka memaksa dan memanipulasi orang lain. Para pendominasi menghancurkan rasa kemanusiaan dan harga diri orang lain.
3. Gaya mengisolasi
Ini merupakan gaya bergerak menjauhi orang lain. Mereka tak pernah menumbuhkan rasa kebersamaan dengan orang lain. Para pengisolasi menghancurkan segala harapan untuk perkembangan dan pertumbuhan diri.
4.Gaya bekerjasama
Ini merupakan gaya bergerak seiring dengan orang lain. Mereka mengakui arti penting dan kontribusi orang lain. Para pekerja sama membangun kepercayaan dan memberi nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain.
Dalam berkomunikasi, selalu dimulai dari diri kita sendiri. Kita tidak dapat mengatakan apa yang tidak kita ketahui, tidak dapat berbagi apa yang tidak kita rasakan, tak bisa mengajarkan apa yang tidak pernah kita lakukan. Jadi seharusnya lebih dulu kita menjadikan diri kita seperti apa yang ingin kita katakan.
- Dorongan Semangat adalah sebuah pilihan
Memberikan semangat kepada orang lain merupakan hal yang dapat kita lakukan demi kebersamaan, apalagi jika kita bekerja dalam sebuah tim. Semangat yang tinggi yang ada pada orang lain dalam tim itu akan secara akumulatif memberikan kontribusi positif terhadap tim itu. Rahasia memberikan dorongan semangat kepada orang lain adalah merasa bergairah dengan hal-hal yang tepat. Beberapa orang merasa bergairah menunjukkan kesalahan atau menemukan kegagalan orang lain atau menemukan kegagalan orang lain. Sebaliknya, kita seharusnya merasa bergairah dengan kekuatan-kekuatan mereka dan hal-hal kecil yang mereka lakukan dengan benar. Ada 3 hal yang dapat kita katakan untuk mempersatukan sebuah tim :
- Jika hasilnya buruk, akulah yang melakukannya
- Jika hasilnya cukup baik, kitalah yang melakukannya
- Jika hasilnya sangat baik, Andalah yang melakukannya
Di lapangan jarang kita dapat melihat orang yang mampu melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh tanpa dorongan semangat dan antusiasme, serta pengakuan dari orang-orang yang menjadi atasannya. Koreksi banyak manfaatnya, namun dorongan semangat lebih bermanfaat. Dorongan semangat sesudah teguran bagaikan matahari sehabis hujan.
Seorang manajer yang baik memiliki keahlian istimewa untuk membuat para pemainnya berpikir bahwa mereka lebih baik daripada apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri. Ia akan mampu membuat semua anak buahnya mengerahkan kemampuan lebih besar, dengan cara membiarkan mereka tahu bahwa ia mempercayai mereka. Dan begitu mereka tahu bahwa mereka memiliki kemampuan itu, mereka tidak akan pernah puas jika tidak memberikan kemampuan terbaik dalam setiap usahanya.
Dorongan semangat memberikan bahan bakar untuk orang lain bertindak dengan kemampuan terbaiknya, sehingga apa yang mungkin kita harapkan orang lain lakukan, baik itu untuk kepentingan bersama atau bukan, dapat terlaksana dengan maksimal. Masalah pemberian dorongan itu menjadi pilihan kita, terutama jika kita memang memiliki kewenangan sebagai seorang pemimpin.
- Melayani adalah sebuah pilihan
Pelayanan adalah sebuah mata rantai yang hilang dari kebanyakan rantai komando. Seorang pemimpin yang sejati rela melayani. Melayani orang-orang, dan kepentingan mereka. Sama seperti seorang pahlawan yang selalu dipuja dan dikenang. Kepahlawanan bukan soal yang rumit. Kepahlawanan adalah hal yang sederhana, tidak dramatis. Bukan dorongan untuk mengungguli yang lain berapapun pengorbanan yang harus diberikan yang menjadikan kita seorang pahlawan, namun keinginan untuk melayani orang lain berapapun pengorbanannyalah yang membuat seseorang disebut pahlawan.
Seseorang dapat memberikan pelayanan jika merasa aman. Melayani dimulai dari rasa aman. Hanya orang-orang yang merasa aman akan membungkukkan badan dan menolong yang lain. Dan hanya orang-orang yang merasa aman akan mengerahkan segenap tenaga dan mencoba tugas-tugas besar. Setiap orang bisa menjadi orang yang besar, karena setiap orang bisa melayani. Kita tidak perlu memiliki gelar sarjana atau gelar lain untuk bisa melayani. Tidak perlu tata bahasa yang rumit untuk bisa melayani. Kita hanya perlu kasih dan hati yang rela. Menjadi orang yang dikenang atau dibenci, adalah sebuah pilihan, dan itu diawali dengan pilihan mau atau tidak memberikan pelayanan kepada orang lain. Melayani adalah pilihan.
Setiap aspek yang telah dipaparkan di atas merupakan pilihan kita. Kesemuanya membentuk suatu jalur pilihan dimana di ujungnya menanti tujuan akhir kita menjadi seperti apa. Masing-masing cabang pilihan, akan memberikan kontribusi kepada jalur yang kita lalui dalam hidup kita. Tidak selamanya akan ada orang lain yang membantu kita membuat sebuah pilihan yang terbaik. Apalagi dalam memilih, tidak pernah ada kata yang terbaik. Semuanya relatif menurut masing-masing orang dimana kata terbaik itu ada. Yang terbaik bagi seseorang belum tentu menjadi yang terbaik bagi orang lain. Semuanya kembali kepada kita masing-masing pribadi. Akan menjadi apakah kita? Apa pilihan kita? Untuk itu kita harus bersikap dewasa dan menentukan jalan hidup kita sendiri. Kita harus belajar secara mandiri memilih yang terbaik untuk setiap keadaan yang memberikan suatu pilihan, karena pilihan orang lain belum tentu yang terbaik untuk kita. Dan tentunya setelah itu kita harus mau mengambil tanggung jawab atas pilihan kita dan berkomitmen untuk menjadi dan/atau melakukan apa yang telah kita pilih. Hidup kita adalah pilihan. Pilihan ada di tangan kita.